ALWI TRISNAWAN
Powered By Blogger

Rabu, 24 November 2010

DO’A PENDOSA DI AKHIR CERITA

Lorong-lorong aksara,
Beri aku tarian kemenangan dengan rindu
Antara prasasti keagungan dengan keheningan hati hamba
Riwayat kala masih buta sangat jelas ceritanya
Mungkin kini masih rabun karena jaring-jaring keegoisan
Ratapan anak-anak rimba

Laguku bukan untuk Sang Tinggi
Tapi masih berirama untuk kedalaman diri
Masih menangisi kelembutan sang Indah,
Bukan tetesan untuk Sang Terindah
Ini hanya cerita akupun tau itu
Biarlah nanti ketika semua terlaksana

Jangan biarkan rapuh dengan suasana yang seolah-olah
Saatnya adalah bersujud bukan sajadah
Damai, bersamaNYA walau hampa nyata
Iringilah kembali barisan risalah penuh mozaik cinta
Tak kering batu kecil tersiram irama percikan keimanan
Senantiasa memberi renungan-renungan keiklasan
Menyuguhkan nafas-nafas firman dan sabda
Maha syair,...
Indahkanlah coretan bermakna
Berayun dengan kayu-kayu terkikiskan waktu
Tanpa nyawa hanyalah titik-titik takdir secuil rencanaMu
Tak terujar langit tersenyum indah
Tak terkata iblis murka melihatnya
Surga sementara dan berakhir dengan keawalan nantinya

Akankah tak terhalang gerbang amalan lurus dan terurai rambut-rambut indah
Bukan serpihan-serpihannya, tapi luasnya dengan taman bunga para dewa
Merah muda bunga berwarna dan alunan lagu sair-sair pujangga
Bukankah nanti bukan khayalan, tapi hanya saja mereka terdepan disana,...
Semoga,...

Jogjakarta, 5 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar