Pelik,
Kisahmu adalah kisah kesakitan
Mimpi mungkin mengisahkan ini sejak lama
Tapi pasti tak inginkan kisah ini nyata untukmu
Ketika kalimat suci terucap darinya yang tercinta
Terasa kau adalah pendosa yang tak terampunkan
Pendosa di titik-titik dunia
Seakan kisah indah tak pernah tertulis ditiap lembar hari
Dengan nama Tuhan sebagai keinginan tiap insannya
Entahlah,
Aku bukan konsultan ulung pengurus orang-orang penuh cinta
Untuk diri sendiri saja tak ada binar percintaan
Berulang kali kalimat cinta tertulis dilembar angan indah
Tapi hampa saja biarlah dulu
Mungkinkah hatinya menyatakan atas nama Tuhannya
Disaat kaupun memiliki Tuhan yang suci ditiap umatnya
Adilkah dengan semua kenangan dan lembarannya?
Adilkah dengan semua kisah tentang cinta?
Yakinku Tuhanmu dan Tuhannyapun tak inginkan ini
Lalu kemana mencarinya?
Lalu siapa yang salah?
Mengapa riuh pikiranku dengan perdebatan tentang cinta dan Tuhan!
Mungkin aku yang salah
Melihatmu begitu indah
Seakan air mata itu lambang sebuah kecintaan yang sesungguhnya
Tulus, lembut dan penuh dengan mozaik-mozaik rindu
Andai kaca-kaca suasana dapat cerminkan wajahmu
Kau pasti melihat,
Betapa anggun wajahmu tanpa air mata itu
Renungkanlah,
Tuhanmu adalah keindahanmu
Dedikasi murni dari sebuah kesetiaan adalah untukNya
Bagitu menggelikan tapi menyejukkan
Bangkitkan pandangan, tegakkan kepala
Biarkan waktu membuat indah keadaan
Untuk jalan yang sebenarnya.
Jogjakarta, 21 maret 2011
Kisahmu adalah kisah kesakitan
Mimpi mungkin mengisahkan ini sejak lama
Tapi pasti tak inginkan kisah ini nyata untukmu
Ketika kalimat suci terucap darinya yang tercinta
Terasa kau adalah pendosa yang tak terampunkan
Pendosa di titik-titik dunia
Seakan kisah indah tak pernah tertulis ditiap lembar hari
Dengan nama Tuhan sebagai keinginan tiap insannya
Entahlah,
Aku bukan konsultan ulung pengurus orang-orang penuh cinta
Untuk diri sendiri saja tak ada binar percintaan
Berulang kali kalimat cinta tertulis dilembar angan indah
Tapi hampa saja biarlah dulu
Mungkinkah hatinya menyatakan atas nama Tuhannya
Disaat kaupun memiliki Tuhan yang suci ditiap umatnya
Adilkah dengan semua kenangan dan lembarannya?
Adilkah dengan semua kisah tentang cinta?
Yakinku Tuhanmu dan Tuhannyapun tak inginkan ini
Lalu kemana mencarinya?
Lalu siapa yang salah?
Mengapa riuh pikiranku dengan perdebatan tentang cinta dan Tuhan!
Mungkin aku yang salah
Melihatmu begitu indah
Seakan air mata itu lambang sebuah kecintaan yang sesungguhnya
Tulus, lembut dan penuh dengan mozaik-mozaik rindu
Andai kaca-kaca suasana dapat cerminkan wajahmu
Kau pasti melihat,
Betapa anggun wajahmu tanpa air mata itu
Renungkanlah,
Tuhanmu adalah keindahanmu
Dedikasi murni dari sebuah kesetiaan adalah untukNya
Bagitu menggelikan tapi menyejukkan
Bangkitkan pandangan, tegakkan kepala
Biarkan waktu membuat indah keadaan
Untuk jalan yang sebenarnya.
Jogjakarta, 21 maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar