Kita adalah sisah-sisah perjuangan
Yang terlahir karena darah yang mengalir
Deras hingga tak tertampung di upuk angan yang tersadar
Merah, membara dengan kesucian menjunjungnya
Lambang kejayaan yang ingin selalu membara dalam raga tiap generasinya
Walau kadang hanya tersisah para tua yang tak kenal baju usang di badannya
Duduk di kursi yang berlapiskan tangisan para peminta di ujung jalan keramaian
Malu,...
Inikah muka revolusi yang di banggakan soekarno di ujung namanya?
Inikah simbol kejayaan impian para pekerja di lubang buaya?
Senayan adalah lambang kejayaan para sang kaya
Bukan lambang keadilan dari yang bersuara
Kami hanya hiasan dalam kejayaan para pembawanya
Hingga dunia tahu kami adalah sang Jaya yang berkuasa ditanah leluhurnya
Memupuk padi kami sendiri yang terhampar luas hingga ke Aceh Raya
Tapi kami pakum,
Terdiam melihat para tikus memporak porandakan kebun kami
Yang kini telah menjadi ladang mencari harta
Kami diam, menanti yang berkuasa menatap kejalan lorong yang kumuh
Tanda keadilan telah terbit kembali
Letih, tapi kami percaya akan datangnya sang nyata
Yang kini sedang merangkak dan menangis di pangkuan Ibunda tercinta…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar