Jendela-jendela warna memasang angka tentang sebuah masa
Kata renungan dia adalah indah
Entah karena tertanamnya bunga asmara kala rasa
Atau kaki-kaki umpama yang berkata pada sair serupa
Tidurlah untuk mendapatnya
Basah bayang sebentuk wajah
Tak terhapuskan masalah berganti mengurung jiwa
Hanya indah peluk raga waktu angin berbisik cinta
Kau adalah anugerah
Meski hanya sepenggal waktu tak bergantikan lainnya
Istirahatlah bersih bunga karena durinya
Ini aku menoleh sedikit mengingatkan cerita
Mungkin saja berubah atau hanya senyum mencela
Gelembung mekar-mekar keadaan
Suasana diciptakan ketika waktu belum datangkan rasa
Ujung jalannya saja tetap memakinya ketika sepi
Lupa sejarah dapatnya
Dan sudah ludah terbuang hampa
Kau tetap nona,
Tak sebuah kata tertanam di balik pohon tanpa cabang-cabang indah
Ranum membayang terik dahaga musafir pembawa cinta
Cintamu bukan karma
Sebuah keagungan sang maha cinta
Tercipta karena ujian para hamba
Lihat saja para manusia
Tubuh terbalut kafan yang suci nan indah
Aku tak berurusan dengannya,
Tapi hidup merelasikan dengan kering tanah
Silsilah kita menyatu karena bara-bara cinta perdamaian penyatuan...
Jogjakarta, 9 April 2010
Kata renungan dia adalah indah
Entah karena tertanamnya bunga asmara kala rasa
Atau kaki-kaki umpama yang berkata pada sair serupa
Tidurlah untuk mendapatnya
Basah bayang sebentuk wajah
Tak terhapuskan masalah berganti mengurung jiwa
Hanya indah peluk raga waktu angin berbisik cinta
Kau adalah anugerah
Meski hanya sepenggal waktu tak bergantikan lainnya
Istirahatlah bersih bunga karena durinya
Ini aku menoleh sedikit mengingatkan cerita
Mungkin saja berubah atau hanya senyum mencela
Gelembung mekar-mekar keadaan
Suasana diciptakan ketika waktu belum datangkan rasa
Ujung jalannya saja tetap memakinya ketika sepi
Lupa sejarah dapatnya
Dan sudah ludah terbuang hampa
Kau tetap nona,
Tak sebuah kata tertanam di balik pohon tanpa cabang-cabang indah
Ranum membayang terik dahaga musafir pembawa cinta
Cintamu bukan karma
Sebuah keagungan sang maha cinta
Tercipta karena ujian para hamba
Lihat saja para manusia
Tubuh terbalut kafan yang suci nan indah
Aku tak berurusan dengannya,
Tapi hidup merelasikan dengan kering tanah
Silsilah kita menyatu karena bara-bara cinta perdamaian penyatuan...
Jogjakarta, 9 April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar